Berbahagialah, Biar Aku yang Dikutuki
Adalah aku yang tak berhak besiteru denganmu lagi
Di segala malam
Di segala petang
Menunggangi keresahan yang mudah tersinggung
Menuju ragu hingga terengah-engah dadaku
Aku musti pulang larut ini
Tentu bukan lagi padamu
Bukan lagi kerumahmu
Juga bukan lagi aku yang akan kau cium keningnya didepan pintu
Kurasa memang sebaiknya begitu
Ragaku sudah diujung asmara
Redupkan saja masing-masing rasa dari kita
Tentu kau berhak mengutukiku
Atas kepergianku
Atas luka-lukamu
Lemparlah sumpah-serapahmu pada lelakuku
Sebanyak kau mau
Hingga cacian tindih-menindih
Hingga berbusa mulutmu
Tapi sesudah itu
Berbahagialah
Di segala malam
Di segala petang
Menunggangi keresahan yang mudah tersinggung
Menuju ragu hingga terengah-engah dadaku
Aku musti pulang larut ini
Tentu bukan lagi padamu
Bukan lagi kerumahmu
Juga bukan lagi aku yang akan kau cium keningnya didepan pintu
Kurasa memang sebaiknya begitu
Ragaku sudah diujung asmara
Redupkan saja masing-masing rasa dari kita
Tentu kau berhak mengutukiku
Atas kepergianku
Atas luka-lukamu
Lemparlah sumpah-serapahmu pada lelakuku
Sebanyak kau mau
Hingga cacian tindih-menindih
Hingga berbusa mulutmu
Tapi sesudah itu
Berbahagialah
Komentar
Posting Komentar