Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Seperti Sore yang Khusyuk

  Pada dirimu, kukatakan berzirah. Dari dunia yang sengkarut. Dalam badan yang kalang kabut. Sebab kau adalah tempat pulang yang abadi. Lebih abadi dari tubuh bumi. Sedetik kemudian terdengar botol anggur terbuka. Tepat pukul lima sore dihari Sabtu, sepasang kekasih menyulut percakapan. “Apa yang kau kerjakan hari ini, Larung?” “Baru saja kuselesaikan penelitian sejarahku dengan beberapa rekan yang menyebalkan.” “Kau tak lelah?” “Setelah melihatmu? Kau masih bertanya demikian Ann?” “Ohh aku hanya bertanya.” “Tidak sayang, aku tidak akan merasa lelah jika sedekat ini denganmu.” Kabut tebal di Villa Aloe membuat petang datang lebih cepat. Dataran tinggi memang selalu akrab dengan suasana melankolis. Dengan Larung dan Anastri yang tak salah memilih anggur sebagai penghangat ditengah dinginnya suasana. “Ann, kau suka tinggal di sini?” “Ada beberapa hal yang tak kusuka, tahayul masih sangat subur didataran tinggi.” “Hahaha kau ini.” “Kenapa tertawa?” “Kau memang anak kota yang begitu rasion

Postingan Terbaru

PENDIDIKAN PLURALISME DALAM FILM FREEDOM WRITERS

Madah Pelumat Tak Bertabiat

Pada Suatu Sore di Pundakmu

AYAT-AYAT API: PUISI SAPARDI SELAIN HUJAN

Wajah-wajah di Kolam Taman

Perempuan di Teras Sore

Sedang Tuhan pun Salah

Berbahagialah, Biar Aku yang Dikutuki

Yang Kita Lalui yang Bersaksi

Janji-janji Idiot di Meja Makan