Sebagaimana Negeriku Sembrono dalam Membagi Takdir
Tubuhku terbuat dari kemiskinan
Dengan pondasi berbagai macam keprihatinan
Tak kupikirkan mimpi dan masa depan
Sebab tak kumiliki kekuasaan
Sadar takan ada tiket kudapatkan
Ruang-ruang kumuh setia menjadi kawan bincang
Gemuruh, sukar kudapati ketenangan belajar
Tak ada gantungan piala dalam kamarku
Tak sempat aku bicara prestasi
Memang karena terlalu sibuk mencari nasi
Tidak sekalipun kujumpai kemakmuran dalam dadaku
Hanya kemalangan yang kerap terpompa dari jantung
Meremas-remas paru seperti peluru
Menjalari seluruh syaraf-syaraf
Komentar
Posting Komentar