Tiada Lelaki yang Patut Dicinta Selain Engkau
Pada sela-sela kesudian
Aku mengharap ujudnya bersemayam digagasan keutuhan tubuhku
Sungguh jika tak keberatan
Aku amat mempersilahkan
Dalam sebuah kapal keparat ditengah lautan
Aku meminang beban
Hingga yang maha kenyataan mengabulkan
Kini sekelabat bayangannya mulai bersekutu dalam ingatan
Barangkali kau telah menakar gelegar
Dari sayup-sayup ranting belukar
Jauh menancap hingga membentuk akar
Naas, tak bisa lagi jiwaku menghindar
Mari, kuajak kau pada gurun yang terik
Ditengah semilir angin yang maha mengusik
Akan kuucap fatwa pelik
Bahwa “Tiada lelaki yang patut dicinta selain engkau”
Komentar
Posting Komentar