Terlatih Dipecundangi
Sekali lagi..
Pecundang itu pergi membawa hati
Dengan salah manusia yang seolah termiliki
Adakah keranggasan yang harus kubenci?
Haruskah ketandasan hati merasa tersakiti?
Ini rezeki, tugasku menikmati
Kunanti pergimu dengan nyenyak
Kupersilahkan beranjak tanpa memberontak
Tak perlu dengan permisi
Kumuak dengan pembantaian hati berkedok janji legal basi
Kepatahan-kepatahanku tak parah
Selagi kertas dan pena masih melimpah
Selamatku terselamatkan
Selagi kertas dan pena masih menjadi penengah
Aku punya paripurna ladang pelarian
Sebab via sajak
Kuberlari ditengah deret imajinasi kata
Menuntaskan rongga sepi, berhalusinasi dengan puisi
Meracik hati yang jatuh, melebur luka yang rapuh
Dan memperjudikan sajak, mencipta bahagia mutlak
Komentar
Posting Komentar