Jenuh dan Pelarian
Berkali kali Dekfa mencoba menghubungi Karin untuk
menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi semalam, mungkin sudah sekitar 20
panggilan tak dijawab dan akhirnya yang ke 21 baru diterima,
“Berhenti menghubungiku” langsung dicekik dengan suara Karin
bernada menghentak
“aku bisa jelasin, tolong dengarkan” bujuk Dekfa
“Jelasin? Apa perlu?” tandas Karin
“Kamu ada apa si? Nggak biasanya gitu, dengerin dulu biar
aku jelasin”
“Tuuut tuuut tuut” suara telepon terputus
Jadi, waktu itu Dekfa menemani Armeil menghadiri pameran fashion, Armeil adalah patner kerja Dekfa, sudah
biasa mereka kesana-kemari hanya berdua itupun hanyalah sebatas urusan
pekerjaan. Dekfa dan Karin sudah hampir 4 tahun menjalin hubungan, tidak
biasanya Karin mempermasalahkan hal seperti ini.
Hari ini Dekfa meminta Devi
(teman dekat Karin) untuk menemaninya datang kerumah Karin, namun Karin sempat
menemui mereka berdua sebentar kemudian beralasan sedang sIbuk dengan tugas
kuliah, lalu Dekfa dan Devi memutuskan untuk pulang karena takut mengganggu
nya. Beberapa pertanyaan sempat Dekfa lontarkan kepada Devi dalam perjalanan
pulang
“dev”
“hemm” sambil memutar kepalanya
90 derajat kearah Dekfa
“bantuin kek” ujar Dekfa
“dengan cara?” jawab Devi
“menurut lo apa cara yang baik?
yaa setidaknya buat dia mau dengerin penjelasan gue”
“hummhhh” Devi menghembuskan
nafas kesah
“ayolahh” bujuk Dekfa menoleh
kearah Devi
“entah.. akhir-akhir ini Karin
jarang jarang kontek gue, sepertinya dia ada kesIbukan lain, soalnya kalo gue
kerumahnya dia pasti gaada dirumah. Dan nyokapnya juga bilang kalo Karin
sekarang banyak kesIbukan diluar, gue kira dia kaluarnya sama elu” kata Devi
“jadi lo enggak tau dev kalo
hubungan gue sama Karin lagi kurang baik? Karin enggak cerita sama lo?”
“gue juga baru tau tadi pas lo
minta anterin ketempat doi, hemmm tumben juga si, Karin ada masalah enggak
cerita ke gue. Coba lo pantau aja dia, gue juga bingung mau bantu apaan”
Karin yang benar-benar berubah
sejak permasalahan itu membuat dekta terus merasa bersalah, ia tetap memberikan
kabar kepada Karin meskipun responya begitu saja. Pernah sekali Karin mau
menemui Dekfa untuk makan malam dan menjelaskan yang ada di dalam hati Dekfa,
“sebenarnya aku tidak tau tujuanku mengajakmu kesini, karana
memang aku sudah kehabisan cara untuk menjelaskan semua, apa kau butuh
timsukses dariku untuk membantu meyakinkanmu bahwa memang aku benar-benar tidak
ada hubungan yang melebihi batas rekan kerja dengan armeil” cetus Dekfa memecah
diam
“entahlah, aku meragukan yang kamu katakan, aku menyaksikan
kejadian itu dengan mataku sendiri” jawab Karin
Lalu dengan banyak basa-basi lagi Dekfa ngotot menjelaskan
semuanya, Karin yang semakin jenuh atas itu pun kemudian pergi meninggalkan Dekfa
setelah menerima panggilan dari Ibunya.
Lambat laun kemarahan Karin yang
berkepanjangan malah membuat Dekfa curiga, hal ini seperti sengaja dIbuat agar
hubunganya renggang, dalam otak Dekfa ini hanya akal-akalan Karin melepaskan Dekfa
dan mencari cela kesalahannya agar dirinya terlihat sebagai pihak yang
dihianati. Tidak hanya Devi yang pernah bilang bahwa ia sering menjumpai Karin
berjalan dengan satu lelaki lain, namun Ibunya pun sering menanyakan perihal
“siapa laki-laki itu dan kenapa sudah jarang main kerumah” hal tersebut membuat
Dekfa bingung.
Setelah kecurigaan itu
menggenangi kepala Dekfa, tak sengaja ia menjumpai Karin bersama Erza yaitu
laki-lagi yang pernah diceritakan Ibu Karin. Kali pertama bertemu mereka
berjalan bersama mungkin belum terlalu Dekfa bawa hati. Namun sudah
berkali-kali Dekfa menjumpai mereka bersama, tanpa pikir panjang Dekfa
mendatangi Karin di rumahnya untuk meminta kejelasan yang bersangkutan dengan Erza.
Saat sampai dirumahnya, ia
disambut dengan masam, karena kebetulan Erza juga ada dirumah Karin, karena Dekfa
mungkin sudah terbawa emosi ia langsung memaki-maki Karin.
“apa karena dia kamu menuduhku yang tidak-tidak?
Mencari-cari kesalahan agar kau dengan mudah meninggalkanku? Yatuhannn bodoh
sekali aku” maki Dekfa kepada Karin
“dengarkan penjelasanku” kata Karin
“sudah, aku muak. Mati matian aku mencari cara untuk
menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi, tapi semuanya berbalik, nyatanya itu
semua akal-akalanmu agar bisa pergi dariku” tambah Dekfa
“kamu salahpaham” Karin mencoba menyangkal
“seharusnya terang-terangan saja, agar aku tahu diri dan
berhenti memperjuangkan seseorang yang salah” ucap Dekfa pasrah dan pergi
meninggalkan mereka berdua dengan kecewa
Semuanya telah jelas hanya Karin yang masih bersikeras
menyangkal kesalahhanya namun itu tidak membuat Dekfa membalikan badan lagi, Dekfa yang sudah kecewa benar benar pergi meninggalkannya.
"Sudut pandang Karin
Karin hanya tertunduk diam dan
mengeluarkan air mata. Dekfa yang mungkin sudah terlanjur kecewa tidak mungkin
kembali.
“Tolonglah kamu mengerti, aku
hanya jenuh dengan hubungan ini, sama sekali tidak ada niatan untuk menduakanmu
apa lagi meninggalkanmu. Aku hanya perlu sesuatu yang berbeda, mengertilah”
dalam hati
Namun semuanya tidak seperti yang
Karin harapkan, Dekfa yang sudah terlanjur kecewa membuat Karin kaehilangan
sosok Dekfa dalam hidupnya, sekarang ia hanya bisa menyesal dengan apa yang
telah dirinya perbuat.
Jos may
BalasHapusSemangat