Tuan

Dini hari...
Dengung...
Senyum Tuan sudah meracuni tehku
Serupa nikmat dan rindu
Kupilih diisi dengan diam
Begitulah kesederhanaannya kira-kira

Februari tampakan kuncupnya
Tuan tau? Aku adalah pendiam
Namun Tuan, kali ini beda
Beda Tuan...
Aku paham tak paham, yang aku tahu hanyalah beda, tak lain berbeda
Mengutarakan pun lebih kusuka lewat puisi
Hehe...
Diatas kertas saja keberanianku ternyata...
Penaku Tuan, akhir ini gemar mempuisikanmu..
Kata-katamu...
Rupamu mungkin..
Bahkan nafasmu...
Maaf jika puisiku nampak macam pidato
Tuan, pada intinya kali ini berbeda
Aku malu pada "beda"
Berkenankah Tuan menjadi sumber "beda" itu?

Aku pun pernah mengenyam ajaran
Maka dari itu kuutarakan sesuatu yang sudah jelas bukan hanya hak ku
Seluruhnya kembali pada Tuan...
Tuan berhak mengacuhkan
Tuan terpelajar...
Semoga tak kesulitan menerjemahkan
Maafkan segala lancangku Tuan...

Wonosobo, 07:59 Jumat 1 Februari 2019

Komentar

Postingan Populer